Share with Love

Level 1 Komunikasi Produktif #hari10

KISS, Ramah, Fokus ke Depan

Bismillah,

Tadi sore, saat kami sedang duduk bersama (saya, anak K dan ayahnya), dengan beberapa makanan, Anak K memilih buah Duku sebagai kudapan sore nya. Saat sedang asyik makan duku, dengan terampil tangannya melempar-lempar biji duku ke arah lantai, sesuka hati dia.

“Waah…sampahnya dilempar ke mana itu…?” tanya saya memulai percakapan dengan intonasi bertanya ramah, dan sambil senyum.

Anak K justru terlihat riang dan mulai tertawa. Seolah hal itu adalah candaan buatnya.

“Sampahnya, buang di tempat sampah Maaas..” ujar saya dengan tetap intonasi santai, dan memberi arahan dengan informasi yang pendek dan sederhana.

Anak K masih terlihat berlarian ketawa-ketiwi. Saat itu, saya berpikir, kira-kira bagaimana cara bicara yang bisa produktif membuat anak K mengerti bahwa sampah harus dibuang di tempat sampah, tetapi dengan cara yang enak diterima dan tetap ramah. Baik, alih-alih menggunakan intonasi tinggi dan nada memerintah saya pun mencoba dengan candaan yang semoga bisa diterima. Sambil memunguti biji duku yang berceceran di sana-sini saya berucap,

“Oowh, sampahnya boleh di taruh di dalam celana yaa…”

“Nggak, hehehehe,” timpal anak K segera.

“Lho kirain boleh, atau di dalam baju saja yaa…” lanjut saya dengan nada tetap ramah.

“Nggak, nggak boleh,” kata anak K.

“Lhoo kalau Bunda kan buang sampahnya di tempat sampah. Kalau K buang sampah sembarangan, berarti boleh di dalam baju yaa..? Bukan di tempat sampahh?” jelas saya.

“Nggak..” sanggah K

“Jadi buang sampah di mana?”

Anak K menjawab, “Di tempat sampah.”

“Naaah gitu dong, kan enak, jadi bersih,” puji saya kepada anak K.

Sebenarnya anak K sudah tahu, di mana seharusnya membuang sampah. Namun terkadang, mungkin dia ingin bercanda atau lupa, atau ada hal lain, sehingga dia bercanda dengan cara membuang sampah sembarangan. Alhamdulillah dengan cara menggunakan kalimat sederhana dan singkat, dengan tetap berintonasi ramah, juga fokus ke depan, komunikasi tersebut di atas bisa dikatakan cukup produktif, tanpa ada ketegangan yang berarti. Demikian cerita ini saya tuliskan, semoga bermanfaat.

Majenang, 4 Sya’ban 1440H/09 April 2019

Share with Love,

Khoirun Nisaa