Share with Love

Tantangan Level 3 Melatih Kecerdasan #hari6

Bismillah,

Alhamdulillah, hari ini untuk beberapa jam, anak K menemani bunda yang masih terbaring lemas di tempat tidur. Secara singkat saya akan memberikan catatan tentang beberapa pemebalajaran tauhid kami.

Pertama, ketika anak K iseng mengambil satu butir obat nya bunda untuk main tebak-tebakan, diletakkan di tangan kanan atau kiri. Kemudian dia meminta bunda menebaknya, tetiba obat itu jatuh, dan dicari-cari tidak ketemu. Raut wajah anak K seolah merasa bersalah. Jadi di awal aksinya, bunda sudah mengingatkan dia untuk memilih benda lain untuk tebak-tebakan, tapi anak K tetap bersikukuh memainkan obat bundanya. Dan kiri obat itu jatuh, dia merasa bersalah dan ingin terus mencarinya. Momen ini tepat untuk belajar tauhid. Saya katakan kepada anak K, qodarullah. Semua sudah ketentuan Allah. Anak K sudah berusaha mencarinya, bahkan dengan menggunakan senter, beberapa area disorot, tapi ternyata Allah berkehendak obat itu hilang, jadi “Ya sudah tidak papa, insyaAllah masih ada gantinya, besok lagi lebih hati-hati kalau mainan yaa,” kata saya kepada anak K.

Kedua, moment bersama anak K saya gunakan untuk membacakan buku. Kali ini buku tentang pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan anak kepada orangtuanya. Beberapa pembahasan saya baca, di antaranya tentang di manakah letak Allah, Mengapa Allah menciptakan orang gila, dan tentang apa itu kehendak Allah. Anak K menyimak dengan antusias, mungkin karena saya membacakannya dengan intonasi dan suara yang diatur tinggi rendahnya serta ekspresi, agar anak K tertarik mendengar dan melihat wajah saya.

Ketiga, Di sela-sela membacakan buku, anak K menanyakan tentang musik. Dia bertanya, “Bun, kalau musik itu adzannya setan ya Bund?” saya jawab, “Iya,” “Allah melarang kita menikmati musik, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam juga tidak pernah mencontohkan musik, kita kan hambanya Allah dan pengikutnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, jadi kita ikut apa yang diperintahkan, dan dicontohkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Alhamdulillah beberapa segmen cerita tersebut di atas berjalan lancar, semoga kami dapat belajar dan mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Satu hal yang perlu ditingkatkan adalah, Bunda alangkah lebih baik jika mampu menghadirkan dalilnya, minimal dibacakan di depan anak, jadi dia mulai terbiasa mendengarkan dan semoga memahami dan menghafalnya.

Baiklah, berhubung kondisi fisik bunda K yang belum benar-benar stabil, sengaja catatan hari ini benar-benar dibuat singkat, pada dan jelas. Alhamdulillah masih bisa menuangkannya sebagai dokumentasi kami. Semoga bermanfaat, sampai bertemu besok, InsyaAllah. Barakallahu Fiikum

Share with Love

Khoirun Nisaa